Kali ini kita akan belajar subnetting lewat kasus-kasus yang lebih
mirip seperti tanya jawab singkat tapi jelas.
MASALAH
1. Tentukan subnetting untuk kelas A, B dan C.
2. Jelaskan IP address, Network address, netmask, wildcard, range
jaringan dan range ip address dari 172.16.5.5/18.
3. Sebutkan 2 jaringan lainnya pada subnet 172.16.5.5/18.
4. Buat jaringan komputer yang terdiri dari 3 jaringan dengan 1
router yang menghubungkan ke internet lengkap dengan subnettingnya.
5. Buatlah secure network yang terdiri dari dua private
network, satu bastion host, dan satu router yang menghubungkan dengan
dunia luar.
6. Buatlah topologi 4 jenis secure network lengkap dengan IP
address untuk semua host di dalamnya.
7. Buatlah jaringan yang terhubung ke internet dengan menggunakan
konsep NAT beserta penjelasan gambarnya.
8. Buatlah satu contoh VLSM lengkap dengan IP address untuk semua
host di dalamnya.
9. Buatlah contoh jaringan kampus yang mencakup semua teknologi
jaringan seperti LAN, WAN, NAT, VLSM, VLAN, 802.11 (WiFi), Secure
Network, Proxy, dan Layered Network Design.
SOLUSI
1. Kelas A : Dalam
bit 00000001N.00000000H. 00000000H. 00000000H -
01111110N.00000000H. 00000000H. 00000000H (dalam desimal
1-126.0.0.0). Kelas A memiliki subnetmask 255.0.0.0 yang
menandakan bahwa alamat jaringan hanya mengambil 1 byte pertama,
adapun 3 byte terakhir digunakan untuk alamat hostnya. Kelas A
memiliki range alamat jaringan pada byte pertama dari 1 sampai
126. Contoh IP untuk kelas A adalah 10.5.5.5 dengan
alamat jaringannya 10.0.0.0, netmask 255.0.0.0 dan alamat host (ip
address) 10.5.5.5. Jumlah host maksimal adalah 16777214 yang dimulai
dari 10.0.0.1 (hostmin) hingga 10.255.255.254 (hostmax). Broadcast
address untuk ip ini adalah 10.255.255.255.
Kelas B:
Dalam bit 10000000N.00000000N.
00000000H. 00000000H - 10111111N.11111111N.
00000000H. 00000000H (dalam desimal 128.0.0.0-191.255.0.0).
Kelas B memiliki subnetmask 255.255.0.0 yang menandakan bahwa alamat
jaringan hanya mengambil 2 byte pertama, adapun 2 byte terakhir
digunakan untuk alamat hostnya. Kelas B memiliki range alamat
jaringan pada byte pertama dari 128
sampai 191
dan byte keduanya
dari 0 sampai 255.
Contoh IP untuk
kelas B adalah 172.5.5.5
dengan alamat jaringannya 172.5.0.0,
netmask 255.255.0.0 dan alamat host (ip address) 172.5.5.5 Jumlah
host maksimal pada jaringannya (172.5.0.0) adalah 65534 yang dimulai
dari 172.5.0.1 (hostmin) hingga 172.5.255.254 (hostmax). Broadcast
address untuk ip ini adalah 172.5.255.255.
Kelas C:
Dalam bit
11000000N.00000000N.
00000000N.
00000000H - 11011111N.11111111N.
11111111N.
00000000H (dalam desimal 192.0.0.0-223.255.255.0).
Kelas C memiliki subnetmask 255.255.255.0 yang menandakan bahwa
alamat jaringan hanya mengambil 3byte pertama, adapun 1 byte terakhir
digunakan untuk alamat hostnya. Kelas C memiliki range alamat
jaringan pada byte pertama dari 192
sampai 223
dan byte kedua dan
ketiga dari 0 sampai 255.
Contoh IP untuk
kelas C adalah 223.5.5.5
dengan alamat jaringannya 223.5.5.0,
netmask 255.255.255.0 dan alamat host (ip address) 223.5.5.5. Jumlah
host maksimal pada jaringannya (223.5.5.0) adalah 253
yang dimulai dari 172.5.0.1 (hostmin) hingga 172.5.255.254 (hostmax).
Broadcast address untuk ip ini adalah 172.5.255.255.
Tambahan.
Seperti pada contoh kelas C, dikatakan bahwa host memakai byte
keempat dengan wildcard 0.0.0.255. Bukankah jumlah maksimal host (ip
address) adalah 255, kenapa ditulis hanya 253? Ini dapat terjadi
karena dari 0-255, alamat 0 akan selalu digunakan untuk alamat
jaringan dan alamat 255 digunakan untuk alamat broadcast yang
digunakan untuk mengirimkan ke seluruh host pada jaringan yang sama.
Jadi untuk setiap jaringan, jumlah host selalu dikurangi 2 untuk
alamat jaringan dan broadcast-nya. Seperti pada kelas A dengan contoh
jaringan 10.0.0.0 dan broadcast-nya 10.255.255.255, sehingga alamat
host yang dapat dibuat adalah dari 10.0.0.1
hingga 10.255.255.254.
Adapun 10.0.0.0 dan 10.255.255.255 digunakan untuk alamat jaringan
dan alamat broadcast-nya.
2.
Kita akan
meenentukan IP address, Network address, netmask, wildcard, range
jaringan dan range dari ip address 172.16.5.5/18.
Dilihat dari byte pertamanya (172), IP ini termasuk kelas B karena di
dalam range jaringan 128-191 dengan prefix subnetmask /16. Melihat
prefix yang ditulis adalah /18, menandakan telah dilakukan subnetting
(ekspansi/penambahan bit-bit jaringan). Terdapat penambahan 2 bit
dari 16bit menjadi 18 bit yang mempengaruhi penambahan jaringan
sebanyak 22
= 4. Bit-bit kelas B sebelum perubahan (ekspansi 2 bit) adalah
11111111.11111111.00000000.00000000. Adapun setelah ekspansi menjadi
11111111.11111111.11000000.00000000.
Ini menyebabkan komposisi alamat jaringan pada subnet ini bukan lagi
255.255.0.0 tetapi menjadi 255.255.192.0. Jika kelas B tanpa ekspansi
memiliki alamat jaringan dari 128-191.0-255.0.0
(2 byte pertama /16) maka setelah subnetting baru /18 menjadi
128-191.0-255.192.0.
Byte ketiga bernilai 192 sebagai nilai ekspansi bit dari 2 bit
pertama pada byte ketiga (11000000),
yaitu 27
+ 26 =
192. 2 bit pertama ini menambahkan alamat-alamat jaringan sesuai
kombinasi bit 11
yaitu 00000000,
01000000, 10000000,
11000000
dengan nilai desimalnya 0, 64, 128 dan 192. Adapun 6 bit terakhir
pada byte ketiga ini akan digunakan sebagai alamat host bersama nomor
jaringannya (0, 64, 128, atau 192).
IP
172.16.5.5/18 yang awalnya merupakan kelas B dengan nomor jaringan
172.16.0.0 menjadi berbeda ketika di akhirnya bersubnet /18 karena
alamat jaringan hingga di byte ketiga. Artinya ip 172.16.5.5 bisa
saja ada di jaringan 172.16.0.0,
172.16.64.0, 172.16.128.0 atau 172.16.192.0.
Sekarang kita harus tahu dahulu anggota host untuk masing-masing dari
keempat jaringan baru dengan subnet /18 di atas. Untuk jaringan
172.16.0.0
memiliki ip address dari 172.16.0.1 -172.16.63.254, Untuk jaringan
172.16.64.0
memiliki ip address dari 172.16.64.1 -172.16.127.254, untuk jaringan
172.16.128.0
memiliki ip address dari 172.16.128.1 -1 72.16.191.254,Untuk jaringan
172.16.192.0
memiliki ip address dari 172.16.192.1 -172.16.255.254. Melihat
komposisi ip address untuk empat jaringan baru dari subnet /18, maka
ip address 172.16.5.5/18 berada di jaringan 172.16.0.0
dengan ip address
antara 172.16.0.0 – 172.16.63.254.
3. Menentukan jaringan lainnya pada subnet 172.16.5.5/18
tidaklah susah. Ip address 172.16.5.5 sebagaimana persoalan
sebelumnya yang berada pada jaringan 172.16.0.0. Tiga jaringan lain
pada subnet yang sama /18 yaitu 172.16.64.0, 172.16.128.0, dan
172.16.192.0.
Untuk lebih menguasai subnetting, untuk contoh lainnya yaitu
172.16.5.5/19, perluasan 3 bit untuk kelas B pada byte ketiga. Maka
netmask kelas B yaitu 255.255.0.0 menjadi 255.255.224.0 dengan
tambahan jaringan baru sebanyak 23 = 8
terdiri dari 172.16.0.0, 172.16.32.0, 172.16.64.0,
172.16.96.0, 172.16.128.0, 172.16.160.0, 172.16.192.0, dan
172.16.224.0.
4. Kali ini kita akan mencoba desain jaringan komputer yang
terdiri dari 3 jaringan yang akan dihubungkan ke komputer. 3 jaringan
ini adalah jaringan kantor, jaringan aula, dan jaringan kantin di
sekolah yang akan dihubungkan ke internet melewati satu router saja.
Di sini lebih lengkap penjelasannya dengan IP address untuk
masing-masing komputer dan interface untuk masing-masing jaringan.
Setelah melakukan desain jaringan menghasilkan topologi jaringan
seperti gambar di bawah. Pada gambar dijelaskan terdapat tiga
jaringan yaitu jaringan kantor (nomor jaringan 172.1.0.0), jaringan
aula (172.2.0.0) dan jaringan kantin (172.3.0.0) yang dibuat dengan
pengalamatan kelas B (ingat byte pertama bernilai 172 yang
terdapat pada range kelas B yaitu 128 – 191). Masing-masing
jaringan dapat diisi dengan 65.534 host ip address, padahal kita
hanya membutuhkan 6 saja pada masing-masing jaringan. Untuk itu kita
mengalokasikan di masing-masing jaringan 6 IP address untuk 6
komputer di tiap jaringan. Untuk kantor masing-masing komputer diberi
IP dari 172.1.0.2 hingga 172.1.0.7 (6 komputer). Untuk aula
172.2.0.2-172.2.0.7 dan untuk kantin dari 172.3.0.2-172.3.0.7.
Pertanyaannya, mengapa untuk masing-masing jaringan, contohnya di
kantor, IP 172.1.0.1 tidak digunakan saja sebagai IP salah satu
komputer, sehingga didapat masing-masing ber-IP dari 172.1.0.1 hingga
172.1.0.2 ? Mudah, untuk masing-masing jaringan harus ada minimal
satu gateway untuk terhubung ke router yang menjadi interface yang
akan menghubungkan jaringan itu ke router untuk berhubungan ke dunia
luar. Maka dibutuhkan satu IP lagi untuk interface masing-masing
jaringan yang menjadi gatewaynya nanti. Kita mengambil interface
untuk masing-masing jaringan pada nomor IP pertama, seperti untuk
jaringan kantor pada 172.1.0.1.
Haruskah interface ini di nomor 1 seperti 172.1.0.1 ? Jawabnya:
Tidak. Agar lebih mudah diingat ketika setting IP address di
masing-masing komputer kita menggunakan IP pertama untuk semua
jaringan. Sehingga untuk jaringan Aula menggunakan interface di
router 172.2.0.1 dan untuk Kantin memiliki interface di router
172.3.0.1. Jika nomor IP di Aula yaitu 172.2.0.2 hingga 172.2.0.7
itu dimiliki oleh masing-masing komputer, maka miliki siapa nomor IP
172.1.0.1, 172.2.0.1 dan 172.3.0.1 ? Ketiga IP yang menjadi nomor
interface itu dimiliki oleh satu komputer saja, yaitu router. Router
ini akan menghubungkan masing-masing jaringan ke internet atau dunia
luar. Jadi di sini, kita melihat bahwa router memiliki tiga IP
address sekaligus. Router dapat berbentuk satu komputer atau router
pabrikan seperti Cisco Router yang dapat memiliki banyak interface
dalam satu komputer atau alat router itu.
Adapun pada gambar terdapat IP public 10.32.5.23 adalah IP yang
didapatkan dari internet.
5. Kita
akan membuat jaringan komputer aman (secure network) yang terdiri
dari dua jaringan privat untuk digunakan user (misalkan perpustakaan
dan gedung rektorat), satu bastion host (untuk pengaman jaringan),
dan satu router.
Di sini terdapat bastion host yang akan digunakan sebagai pengaman
yang berhubungan langsung dengan dunia luar. Mari sedikit mengingat
apa definisi Bastion Hosts,
Bastion(s) adalah bagian termahal dari istana di abad pertengahan.
Merupakan bagian sangat penting dalam keamanan, biasanya memiliki
dinding yang sangat kuat, ruangan dengan lebih banyak pasukan, dan
kadang-kadang memiliki saluran khusus untuk mengalirkan air panas
untuk menakuti penyerang. Bastion host adalah sistem yang dijadikan
network admin sebagai pengaman yang paling kuat dan sangat penting
dalam keamanan jaringan. Secara umum, bastion hosts memiliki derajat
tinggi untuk diperhatikan dalam keamanannya, dimana dilakukan audit
regular dan memiliki software yang telah dimodifikasi.
Kali ini kita memiliki dua jaringan yang akan diamankan dengan satu
bastion host yang berfungsi sekaligus sebagai router. Ciri khas
bastion host adalah server yang memiliki keamanan lebih, sebagai
perangkat pengaman jaringan yang ada di belakangnya. Harus memiliki
keamanan ekstra ketat, menjalankan aplikasi-aplikasi server hanya
yang dibutuhkan saja dengan setting keamanan yang maksimal. Mematikan
berbagai port / server yang tak dibutuhkan. Berikut desain yang akan
kita buat.
Dari gambar di atas, kita memiliki dua jaringan perpustakaan dan
gedung rektorat masing-masing dengan network address 192.168.1.0/24
dan 192.168.2.0/24 yang merupakan kelas C. Masing-masing jaringan
memiliki maksimal kapasitas host (ip address komputer) sejumlah 253,
tepatnya untuk perpustakaan dapat menggunakan ip address 192.168.1.2
– 192.168.1.254 dan gedung rektorat dapat menggunakan ip address
192.168.2.2 – 192.168.2.254.
Adapun bastion host yang kita bangun adalah komputer host yang
berfungsi sebagai router dan firewall yang juga menjalankan proxy
server. Host ini akan berhubungan langsung dengan internet, sehingga
harus memiliki keamanan ekstra dengan melakukan setting server dengan
ketat. Contohnya dengan menghidupkan proxy server, komputer-komputer
dari jaringan internal tidak dapat berhubungan dengan luar kecuali
untuk membuka website (port 80) dan FTP saja (port 21). Adapun ip
forwarding adalah fungsi NAT untuk menyembunyikan jaringan private
yaitu jaringan perpustakaan dan rektorat dari jaringan luar
(internet). Router misalnya dapat berhubungan langsung ke internet
dengan menyambungkan modem ADSL seperti pada layanan Telkom Speedy
untuk di Indonesia.
6. Kali ini kita akan
membuat 4 secure network yang dapat mengamankan jaringan di dalamnya.
Keempat jaringan itu adalah screening router, dual-homed
host, screened host, screened subnet.
Metode screened
host tetap melarang
hubungan langsung jaringan privat lokal dengan internet maupun
sebaliknya. Hubungan yang dibolehkan adalah melalui screened
host yang biasanya juga
bertugas sebagai proxy server. Walaupun begitu, screened host berada
pada jaringan yang sama dengan jaringan privat. Ini mengharuskan
diberlakukan keamanan yang hebat pada screened host, karena ketika
orang luar berhasil menjebol screened host, maka ia dapat berhubungan
secara langsung pada jaringan lokal misalnya serangan sniffer
yang membaca lalu lintas
data pada jaringan tersebut.
Tingkat keamanan Screened
subnet lebih tinggi
dibandingkan screened host yang pertama. Ini disebabkan karena
screened host pada screened subnet tidak terletak pada jaringan yang
sama dengan jaringan lokal privat. Ketika penyerang berhasil
mengeksploitasi screened
host maka masih harus
melewati screening router internal, karena dalam teknik screened
subnet terdapat
dua screening router (screening router eksternal dan internal).
7. Jaringan lokal yang
menggunakan NAT dapat berhubungan dengan dunia luar tanpa diketahui
alamat IP-nya oleh komputer di luar jaringan. Network Address
Translation merubah IP address masing-masing komputer dengan IP NAT
server dan memberi identitas aslinya dengan nomor port acak.
8. VLSM atau Variable Lenght
Subnet Mask adalah membuat subnet dengan kapasitas jaringan yang
berbeda-beda dari satu jaringan awal. Misalkan kita memiliki satu
alamat jaringan dari kelas C 192.168.5.0. Maka dari sini dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa jaringan lain dengan ukuran (jumlah
host) yang berbeda-beda. Misal kita diminta untuk membuat 4 jaringan
dengan jumlah ip address yang berbeda-beda dari alamat jaringan
192.168.5.0, dimana jaringan pertama berjumlah 126 ip address,
jaringan kedua berjumlah 62 ip address, jaringan ketiga berjumlah 30
ip address dan jaringan keempat berjumlah 14 host. Maka kita dapat
menggunakan teknik VLSM yang memungkinkan dari satu kelas untuk
dibuat beberapa subnet dengan jumlah host berbeda-beda antara satu
subnet dengan yang lainnya.
Metode ini berbeda dengan subnetting biasa, misalkan pada
192.168.5.0/26, subnet ini memiliki 4 jaringan tambahan (192.168.5.0,
192.168.5.64, 192.168.5.128, 192.168.5.192) yang masing-masing
jaringan memiliki 62 ip address. Jika diharapkan jumlah host untuk
masing-masing jaringan baru yang terbentuk berbeda-beda seperti
permasalahan di atas maka kita harus menggunakan VLSM.
Anda
dapat menggunakan calculator online pada web ini
(http://www.scit.wlv.ac.uk/~in8297/tools/vlsmCalculator.html)
untuk mempermudah belajar lagi tentang VLSM.
No comments:
Post a Comment